Selasa, 06 Juli 2010

KA Joko Kendil


KERETA WISATA “ DJOKO KENDIL ”


Kereta wisata tidak hanya milik pendahulunya yaitu kereta Nusantara, Toraja, dan Bali.Kini, kereta wisata dengan fasilitas cukup representatif telah lahir lagi,diberi nama Djoko Kendil I, dan Djoko Kendil II.Kedua kereta yang bercat warna hijau tua dengan kombinasi warna kuning gading ini,layak disebut kereta wisata karena fasilitasnya selain terkesan unik dan antik, kereta ini dapat digunakan untuk wisata keluarga, juga sangat cocok digunakan untuk wisata sambil melakukan pertemuan atau rapat.

Unik, karena kedua kereta tersebut didesain secara trainset, artinya kedua kereta tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, serta kita baru mendapat sensasinya apabila kedua kereta tersebut dirangkaikan menjadi satu, ini disebabkan desain Djoko Kendil I digunakan untuk rapat, diskusi, pertemuan para manajer perusahaan, sambil berwisata. Sedangkan Djoko Kendil II sangat cocok untuk bersantai, bercengkrama sambil menikmati panorama selama dalam perjalanan.

Antik, dilihat dari nomor seri keretanya saja, dapat dipastikan kereta ini sudah berumur lebih dari 70 (tujuh puluh) tahun.Sebelumnya, kereta wisata ini merupakan proses metamorfosis dari kereta IW. 38201 dan NRU. 38201 yang diproduksi tahun 1938.Selain itu konstruksi kereta Djoko Kendil I & II seluruhnya masih asli termasuk dinding kereta yang terbuat dari baja setebal 3 mm, tanpa ada sambungan.Demikian halnya sudut kereta yang berbentuk oval, dengan bogie tetap menggunakan jenis K.2, tangga bordes terdiri dari 3 (tiga) trap, dengan 2 (dua) trap yang paling bawah menjorok keluar, jadi apabila kita melihatnya terlihat eksotik.

Kedua kereta tersebut dilengkapi dengan penyejuk ruangan dengan daya berkekuatan 60 KVA, dan masing-masing kereta memiliki 8 (delapan) buah jendela disisi kanan dan kiri yang dapat dibuka maupun ditutup. Ini dimaksudkan agar penumpang dapat memilih penyejuk udara di ruangan menggunakan air conditioner atau udara alami diperjalanan.Konon IW. 38201 adalah kereta yang digunakan oleh pejabat perusahaan kereta api tempo dulu melakukan inspeksi ke berbagai daerah di pulau jawa.Sedangkan NRU. 38201 adalah kereta sebagai tempat pengangkut alat-alat kerja regu penolong, juga dilengkapi sarana untuk istirahat bagi regu penolong, oleh karenanya pada dinding kereta tersebut terdapat tulisan “slaaprutuig”.

Kemudian, kereta IW. 38201 berganti nomor seri IW. 38212 tersebut direkonstruksi di balai yasa Surabaya Gubeng pada triwulan I tahun 2008 diberi nama “Djoko Kendil I”. Sedangkan NRU. 38201 berganti nomor seri IW. 38221 direkonstruksi pada triwulan II tahun 2008 dan dinamakan “Djoko Kendil II”.Djoko Kendil I.Berbeda dengan kereta biasa tentunya, desain kedua kereta wisata ini masing-masing memiliki sisi unik sendiri-sendiri. Seperti halnya kereta Djoko Kendil I, yang memiliki ruang kompartemen dengan interior minimalis yang dinamis.

Ruangan ini memiliki pintu yang dapat digeser (sliding) dan jika melakukan rapat atau pertemuan tertutup ruangan ini bisa menjadi alternatif yang tepat.Dalam kereta Djoko Kendil I dinding interior dibalut playwood dengan ornamen serat kayu jati juga terdapat meja berbentuk oval dan kursi bundar tanpa sandaran nan antik dengan ukiran khas jawa. Cocok sekali bagi yang ingin melakukan perjalanan sambil menggelar diskusi atau rapat. Ruangan ini juga bisa disulap menjadi ruang akrab bagi keluarga, sambil menikmati fasilitas karaoke dengan kapasitas 20 (dua puluh) orang .Tidak hanya itu, kereta yang menampilkan ciri “tempo doeloe” ini juga dilengkapi mini bar, audio dan video lengkap dengan televisi layar datar 36 inci sekaligus sebagai media presentasi, dengan pendingin ruangan. Keakraban berwisata tidak hanya terwujud di tempat tujuan wisata saja, tetapi sudah mulai terasa saat perjalanan berlangsung karena Djoko Kendhil I tersedia mini bar yang cukup luas, dilengkapi lampu bar, ruang operator, serta toilet sekelas hotel berbintang.Djoko Kendil IIPada kereta ini terdapat ruangan khusus yang dinamai balkon.

Dari balkon ini kita bisa melihat pemandangan luar arah belakang. Ruang balkon ukuran 2,5 m x 3 m dilengkapi sebuah kursi pandang dan dibelakangnya terbentang sofa dengan kapasitas 3 (tiga) orang, dengan 2 (dua) pintu disisi kanan dan kiri yang dapat dibuka dan tutup dengan cara digeser (sliding). Hal ini membuat penumpangnya tetap bisa menikmati keindahan panorama sepanjang jalan yang dilalui sehingga tak ada satu pun yang terlewatkan.Dibelakang ruang balkon terdapat ruang pertemuan ukuran 3 m x 3 m dilengkapi 3 (tiga) sofa dengan kapasitas masing-masing 3 (tiga) orang.Tidak hanya itu, kereta Kendil II terdapat ruang istirahat dengan fasilitas 10 (sepuluh) kursi dengan sistim putar yang cukup luas, reclaining seat yang dapat diatur menjadi 3 (tiga) sudut/posisi, artinya selain dapat diatur secara berjajar, kursi dapat disetel untuk posisi duduk saling berhadapan seperti lazimnya kursi didalam kereta, serta bisa disetel duduk berhadapan menyamping. Setelan 3 (tiga) sudut inilah yang jarang ada didalam kereta lainnya. Kereta ini juga dilengkapi ruang kru, ruang begasi, dan toilet dengan fasilitas audio, video, televisi layar datar 36 inci, dan pendingin ruangan.

Dengan demikian kapasitas kereta Djoko Kendil II adalah 28 (dua puluh delapan) orang.Kereta Djoko Kendil I dan II nampak begitu cantik ketika ditarik dengan lokomotif diesel elektrik seri CC 20015 buatan General Electric, USA tahun 1953.Seluruh proses metamorfosis Djoko Kendil I & II serta rekonstruksi lokomotif CC 20015 adalah karya inovasi arek-arek Balai Yasa Surabaya Gubeng.

Bayangkan bagaimana sensasinya dan keunikan rapat atau berdiskusi sekaligus berwisata dengan kereta Djoko Kendil I dan II dalam menjelajahi berbagai kota.Tertarik untuk mencobanya? Mari kita tunggu saja kapan kereta Djoko Kendil I, dan II dioperasikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar